Kamis, 08 Maret 2012

Strobist Photography Basics





Strobist - 03
Pada kesempatan kali ini, ijinkan saya memberikan beberapa artikel pengenalan ke salah satu sisi lain dari dunia 
photography yaitu Strobist.
Mungkin banyak yang kurang familiar dengan apa itu “Strobist”. Sengaja kali ini saya kenalkan kepada anggota MTPC, 
karena ada istilah “tak kenal maka tak sayang, kalau tidak kenal dari sekarang lalu kapan lagi?”

Strobist sendiri bisa dibilang adalah salah satu tdknik dalam dunia photography (nama lainnya : Flash Photography,
 tapi saya akan memakai istilah “strobist” untuk kedepannya). Menurut beberapa sumber referensi yang saya baca, 
Strobist adalah sebuah teknik dalam photography yang berhubungan dengan cahaya (iya, photography adalah melukis
 di kanvas pencitraan dengan cahaya, dengan kata lain tanpa cahaya kita tidak akan dapat membuat sebuah photo). 
Otomatis kita juga membutuhkan apa itu yang namanya sumber cahaya. Sumber cahaya itu sendiri bisa dari flash speedite,
 lampu neon, atau bahkan matahari. Namun dalam pembahasan kali ini saya akan lebih menekankan bagaimana memaksimalkan penggunaan flash, dan flash yang saya maksud adalah small-flash (sb600, sb800, sb900, 430 exii, dan sejenisnya).

Pada awal mulanya small-flash bisa dibilang barang mewah, melihat dari harga per unitnya (1.5jt++) yang bisa membuat orang untuk mengencangkan ikat pinggang mereka sebulan lebih untuk mendapatkannya. Namun sekarang semuanya telah berubah. 
Salah satu negara yang terkenal akan membuat tembakan barang murah, telah berhasil membuat kloningan small-flash murah
 (mulai dari 300rb++). Jangan ditanya soal kualitas dan fungsionalitasnya, sejauh ini yang saya amati dari segi fungsionalitas
 pada flash murah tersebut hanya tersedia fitur M (manual mode).
Sudah bukan merupakan barang mewah inilah yang membuat flash menjadi banyak “fans” dan sudah merupakan barang 
wajib di lemari dry-box. Tapi masih banyak dari kita dalam membingkai sebuah karya (yang sebelumnya sudah direncanakan) 
hanya menyangkutkan flash kita ke hot shoe. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut, namun Anda baru saja memotret tanpa menyadari kemampuan tersembunyi dari flashlite Anda.
Strobist - 01
“Lalu bagaimana menghubungkan Flash dengan body kamera secara off-shoe?”
Nah pertanyaan menarik. Ada banyak alat “penyambung” antara body kamera kita dengan flash kita, bisa melalui :
  • Kabel extension hot-shoe TTL. Kelebihan : fungsi TTL masih berjalan, Kekurangan : tampak ribet dengan 
  • kabel dimana-mana.
  • Wireless Trigger (Sinyal radio — pocket wizard, ato versi murahnya pt04tm). Kelebihan : Menggunakan sinyal radio, sehingga bisa menembus tembok atau penghalang lainnya. Kekurangan : fungsi yang tersedia hanya manual, en well 
  • harus dibilang Manual tidak seburuk yang Anda bayangkan :)(kedepannya saya akan membahas wireless trigger ini).
  • Untuk kamera Nikon, mereka dilengkapi dengan fitur CLS (Creative Lighting System), dan untuk Canon kalo tidak salah namanya e-TTL. CLS sendiri menggunakan infrared sebagai penghubung ke beberapa flash lainnya. 
  • Kelebihan memakai CLS adalah fitur i-TTL beserta setting WBnya. Kekurangannya : harus line-of-sight, dan
  •  terkadang kurang responsif apabila harus melawan cahaya yg lebih keras, matahari contohnya.


hot-shoe TTL

Pocket Wizard

PT 04
Apabila dilihat dari gambar PT04 di atas akan terlihat ada transmiter (pemicu) dan receiver. Transmiter sendiri akan diletakkan pada hot shoe kamera, dan receiver akan di dipasangkan pada flash. Sehingga komunikasi radio dari transmiter di body ini lah yang akan mentrigger receiver pada flash. Ada kelebihan dan kekurangan menggunakan PT04 dibandingkan PW (Pocket Wizard).
Kelebihan kekurangan yang mencolok adalah masalah harga, harga PW per pasang unitnya bisa +-6jt (cmiiw), sedangkan PT04 sepasang cuman 200rb (beli 1 PW, bisa dapat 30 PT04, bisa buat strobist dengan flash 30 biji :D ) — sekali lagi cmiiw. Perbandingan harga yang mencolok itu lah yang membuat perbedaan fungsionalitas berbeda jauh juga, yang saya ketahui sync.speed PW bisa mencapai 1/250 – 1/320 (yg terbaru teknology hypersync.speednya sudah bisa mencapai 1/500 – 1/640++ sumber : pocketwizard.com). Bandingkan dengan PT04 yang maksimal hanya 1/200 (kadang hanya dapat 1/160) … memang Harga tidak pernah bohong.
Nah oke terus apa itu Sync.Speed?! Synchronisation Speed adalah kecepatan transmiter dalam mengirim radio sinyal ke receiver dalam mengirim data. PT04 memiliki maksimal sync.speed 1/200s yg artinya batasan speed maksimal pada body kamera adalah 1/200s, lebih dari itu?! hasilnya akan gelap / gelap separuh, karena saat flash kita baru menyala, shutter kamera kita sudah menutup. (akan dijelaskan lebih detail next session)
Untuk mode cahaya yang dihasilkan : bisa saya kategorikan menjadi beberapa bagian (merasa kurang pintar teori, jadi biar safety saya ambil “beberapa”) :)
  • Ambient Light : Cahaya available yang ada di sekitar kita (misal lampu neon, matahari)
  • Flash Light : Cahaya yang dihasilkan oleh flash kita
Nah sekiranya itu lah tadi dunia Strobist, untuk peralatan kita hanya memerlukan salah satu cara dari 3 alternatif cara di atas dengan tujuan mengoff-shoekan flash kita. Untuk ilmunya bisa kita update melalui blog-blog luar tentang strobist. Untuk seputar teknikal speed, apperture, ISO, ada beberapa point yang bisa saya share yaitu : Speed mengatur Ambient Light, dan Apperture mengatur Exposure dari Flash (ini hanya berlaku untuk Indoor).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar